Yoon, seekor kucing betina putih dengan mata biru yang tajam, selalu mencari tempat tenang untuk melarikan diri dari keramaian sekolah. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan sebagai pelajar, dia menemukan sesuatu yang menarik—sebuah rumah kosong di ujung kota yang tersembunyi di balik pepohonan lebat. Rumah itu tampak usang, namun begitu damai. Yoon merasa ini adalah tempat yang sempurna untuk melarikan diri sejenak dari dunia yang penuh tekanan.

Suatu sore, setelah pulang sekolah, Yoon dengan penuh semangat menuju rumah kosong itu. Namun, ketika ia membuka pintu depan, alih-alih kesunyian, ia mendengar suara langkah kaki di dalam.

"Hah? Siapa di sini?" Yoon bergumam, ekornya menegang.

Saat ia melangkah lebih jauh ke dalam rumah, ia melihat sosok kucing jantan hitam duduk di salah satu kursi tua di ruang tamu. Mata hijau Kwon, si kucing jantan, terangkat dengan tenang ketika Yoon memasuki ruangan.

"Kwon?" Yoon hampir tidak percaya. Kwon adalah teman sekelasnya, seorang kucing yang selalu bersikap dingin dan misterius. Mereka hampir tidak pernah berbicara satu sama lain di sekolah.

Kwon menatap Yoon dengan datar. "Kau juga di sini?" ucapnya tanpa ekspresi. "Aku menemukan tempat ini duluan."

Yoon mengerutkan kening, merasa kesal. "Aku yang menemukan rumah ini minggu lalu!"

Keduanya saling menatap, seakan bertarung dengan tatapan mereka. Namun, Yoon tahu ia tak bisa begitu saja mengusir Kwon. Meskipun sedikit kesal, ia juga menyadari bahwa mereka sama-sama butuh tempat ini—entah untuk alasan yang berbeda, tapi tempat ini penting bagi mereka berdua.

"Baiklah," kata Yoon, menyerah dengan desahan kecil. "Kita bisa berbagi. Tapi jangan ganggu aku."

Kwon mengangguk setuju. "Sama saja. Aku juga tidak ingin diganggu."

Hari-hari berikutnya, Yoon dan Kwon mulai menghabiskan waktu di rumah itu tanpa bicara. Yoon selalu membawa buku atau sekadar duduk di dekat jendela besar yang menghadap ke taman liar di belakang rumah, sementara Kwon biasanya membawa sketsa atau mengerjakan sesuatu dengan tenang di pojokan ruangan.

Namun, seiring waktu, keheningan yang awalnya canggung mulai terasa nyaman. Mereka mulai berbicara, meski hanya sedikit. Yoon mengetahui bahwa Kwon datang ke sini untuk melarikan diri dari situasi di rumahnya yang penuh masalah. Sebaliknya, Yoon menjadikan tempat ini sebagai ruang untuk melepaskan tekanan akademis dan rasa kesepian yang selalu menyelimuti hatinya.

Suatu hari, saat hujan deras mengguyur kota, Yoon dan Kwon terjebak di rumah itu lebih lama dari biasanya. Mereka duduk bersama di lantai berdebu, mendengarkan suara tetesan air yang jatuh dari atap yang bocor.

"Aku tidak pernah menyangka kita bisa berada di tempat yang sama tanpa berantem," kata Yoon sambil tersenyum kecil, mencoba menghidupkan percakapan.